kalselsatu.com, BANJARMASIN – Bagi sebagian orang, jengkol sering dihindari karena aroma khasnya yang menyengat. Namun, di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, makanan ini justru menjadi primadona. Sebuah rumah makan di kota ini berhasil mengolah jengkol tanpa bau dengan resep khusus yang diwariskan secara turun-temurun.
Jengkol, atau yang dikenal masyarakat Banjar dengan sebutan jaring, memiliki warna coklat dan tekstur kenyal dengan sedikit rasa pahit. Cita rasanya yang khas membuatnya tetap digemari oleh banyak orang, meski aromanya sering menjadi alasan untuk enggan menyantapnya.
Menurut Nurdiana, pemilik rumah makan yang sudah berdiri sejak tahun 1987, rahasia di balik jengkol tanpa bau ada pada pemilihan bahan dan proses pengolahannya.
“Kuncinya ada di pemilihan jengkol dan proses perebusannya. Kami rebus beberapa kali sampai benar-benar matang, lalu dipipihkan sebelum dibalur dengan endapan santan rebus atau lalaan. Dari situ bau jengkolnya hilang, tapi rasanya tetap gurih,” ujar Nurdiana.
Selain jengkol dengan lalaan, rumah makan ini juga menawarkan berbagai varian olahan seperti jengkol balado, semur, cabai hijau, hingga rendang. Harga per porsinya mulai dari Rp20.000, membuatnya tetap ramah di kantong para pecinta kuliner khas Banjar.
Yedrick Sende, salah satu pelanggan setia, mengaku awalnya ragu mencoba karena khawatir dengan aroma jengkol. Namun setelah mencicipinya, kekhawatirannya sirna.
“Saya kira bakal tetap bau seperti jengkol biasanya. Tapi ternyata beda sekali, aromanya nggak ada, malah enak banget. Sekarang setiap ke Banjarmasin pasti mampir ke sini,” ujarnya sambil tersenyum.
Menariknya, jengkol olahan ini juga bisa dijadikan buah tangan. Jika disimpan di freezer, daya tahannya bisa mencapai delapan hari. Karena itulah, pesanan tidak hanya datang dari warga lokal, tetapi juga dari luar pulau seperti Jawa dan Sumatera.
Berbekal resep keluarga dan ketelatenan dalam menjaga cita rasa, Nurdiana kini bisa meraup keuntungan bersih sekitar Rp10 juta per bulan. Lebih dari sekadar usaha, baginya jengkol tanpa bau ini adalah wujud pelestarian kuliner khas Banjar yang tak lekang oleh waktu.
