kalselsatu.com, HULU SUNGAI SELATAN – Setelah dua hari dua malam penuh harap dan cemas, warga Dusun Bidukun, Desa Malinau, Kecamatan Loksado, akhirnya bisa bernapas lega.
AN, balita berusia 2,5 tahun yang dilaporkan hilang sejak Kamis 6 November 2025 lalu, ditemukan dalam keadaan selamat pada Sabtu (8/11/2025) pagi.
Balita yang tinggal bersama neneknya itu sebelumnya dinyatakan hilang sekitar pukul 16.00 WITA. Sejak laporan diterima, warga bersama relawan, Tim SAR, dan aparat kepolisian bahu-membahu melakukan pencarian tanpa henti hingga larut malam.
Namun, Sabtu pagi menjadi titik terang. AN ditemukan oleh pasangan suami istri, Ani dan Samsi — warga setempat yang juga Ketua RT 3 Dusun Bidukun.
Saat keduanya tengah membersihkan kebun pisang milik mereka, Ani dikejutkan oleh pemandangan tak biasa: seorang anak kecil tertidur di bawah pondok sederhana di tengah kebun.
“Saya sempat teriak, ‘ini anak siapa?’ Ternyata setelah diperhatikan, itu AN yang dari kemarin dicari,” tutur Ani seperti disampaikan Kapolsek Loksado, Ipda Roni Priyanto.
Sontak kabar penemuan tersebut menyebar cepat. Warga dan tim SAR bergegas menuju lokasi untuk memastikan kondisi balita. Saat ditemukan, AN tampak lemah dan pandangannya kosong, namun tanpa luka berarti.
Kepala Desa Malinau, Mahli, mengonfirmasi bahwa kondisi balita kini berangsur membaik setelah mendapat pemeriksaan dari tim medis Puskesmas Malinau.
“Tadi sempat lemah, tapi sudah mulai pulih,” ujarnya.
Namun, ada satu hal yang mengharukan keluarga. Ketika ditanya siapa yang menemaninya selama menghilang, AN dengan polos menunjuk ke arah kebun pisang dan menyebut “mama.” Padahal, ibunya telah meninggal dunia setahun lalu.
Menurut penuturan keluarga, AN memang sering kali menangis rindu sejak ditinggal pergi oleh sang ibu.
“Dia anaknya aktif, sering cerita tentang mamanya. Kami kira dia hanya main sebentar waktu itu,” ujar salah satu kerabat.
Selama dua hari pencarian, warga tak hanya mengandalkan penyisiran di sekitar desa, tetapi juga menggelar ritual adat Baharagu pada Jumat malam, memohon pertolongan agar sang balita segera ditemukan.
Kepala Desa Mahli menyebutkan selama proses pencarian berbagai upaya dilakukan tak terkecuali ritual tradisi yang masih kental di tengah masyarakat setempat.
“Kami sepakat menggelar Baharagu, sesuai tradisi kami jika ada warga yang hilang. Tak lama setelah itu, alhamdulillah, pagi harinya dia ditemukan,” ujarnya penuh syukur. (ks)
